6 Cara Bisnis ala Abdurrahman bin Auf Salah Satunya Bekerja untuk Mencari
Abdurrahman bin Auf adalah salah satu sahabat Rasulullah SAW yang sangat sukses dalam berbisnis.
Abdurrahman bin Auf adalah sosok yang dermawan, kaya raya, sangat sholeh dan terkenal akan kegemarannya untuk bersedekah di jalan Allah SWT.
Sahabat Nabi Muhammad SAW ini juga termasuk dalam delapan orang pertama yang masuk Islam dan dijamin masuk surga.
Kesuksesan bisnisnya sangat menakjubkan, memulai bisnis dari nol tanpa modal sepeserpun di Madinah dalam waktu kurang dari 3 bulan telah mendapatkan kesuksesan yang sangat luar biasa.
Tentunya di balik pencapaian Abdurrahman bin Auf tersebut terdapat rahasia yang patut di contoh untuk berbisnis.
Terdapat 6 cara Abdurrahman bin Auf dalam berbisnis yang dilansir JatimNetwork.com dari kanal youtube Roeang Belajar.
1. Tidak ingin keuntungan yang banyak
Abdurrahman bin Auf lebih memilih mencari keuntungan yang sedikit atau margin kecil tetapi volume penjualan yang besar.
Dalam berbisnis sahabat Nabi ini lebih memilih keuntungan 10 rupiah tetapi terjual banyak dari pada keuntungan 100.000 rupiah tetapi hanya terjual 1 barang.
Inilah sebuah orientasi bisnis yang sangat berlian dan dapat ditiru semua orang.
Ketika seseorang berbisnis dengan sistem ini akan membuat banyak orang tergiur dengan harganya.
Hingga seiring berjalannya waktu keuntungan akan terus bertumbuh dengan perputaran penjualan yang sangat besar.
2. Penjualan dilakukan secara tunai
Jika ada pilihan ada suatu barang dijual dengan keuntungan 100 rupiah dengan pembayaran tunai dan suatu barang dijual dengan keuntungan 1 juta dengan pembayaran kredit.
Maka dengan hal tersebut, Abdurrahman bin Auf menyarankan untuk mengambil pembayaran tunai dengan keuntungan 100 rupiah daripada 1 juta tetapi pembayarannya kredit.
Sahabat Rasulullah ini lebih mengutamakan kecepatan dalam likuiditas dan perputaran uang ketika berbisnis.
3. Integritas
Abdurrahman bin Auf memulai bisnisnya denga bermodalkan Integritas bukan dengan modal uang.
Karena sesampainya di Madinah Abdurrahman bin Auf tidak memiliki uang sepeserpun, sahabat Nabi ini pun pergi ke pasar melihat apa yang layak untuk dijual.
Kemudian Abdurrahman bin Auf membangun kerja sama dengan seorang pengrajin alat pertanian di Madinah.
Sahabat Rasulullah ini meminta izin untuk mengambil barang terlebih dahulu pada saat itu dan membayarnya di keesokan harinya.
Dengan cara yang seperti itu, kurang dari satu bulan, Abdurrahman bin Auf telah membangun kios di pasar tersebut.
4. Berorientasi pada pasar
Cara keempat ini adalah prinsip yang ditanam dengan baik oleh Abdurrahman bin Auf dalam berbisnis.
Dalam mengambil keputusan, Abdurrahman bin Auf selalu memahami apa yang dibutuhkan dan yang diinginkan konsumen.
Pemahaman yang baik pada pasar, membuat sahabat Rasulullah ini mendapatkan kesuksesan yang sangat luar biasa.
Kejelian dalam memahami kebutuhan dan keinginan konsumen, sangat terbukti ketika Abdurrahman bin Auf memutuskan untuk membangun sebuah pasar.
Pada saat itu, sahabat Nabi ini menemukan kondisi bahwa pasar Madinah dalam keadaan kumuh dan sempit. Hal tersebut membuat ketidaknyamanan bagi para pedagang dan pembeli.
Memahami kondisi tersebut Abdurrahman bin Auf memutuskan untuk membuat pasar baru yang lebih baik dan akhirnya berhasil.
5. Bekerja untuk mencari keberkahan
Bekerjalah untuk mencari keberkahan dan bukan semata-mata mencari keuntungan. Prinsip ini dipegang dengan sungguh-sungguh oleh Abdurrahman bin Auf.
Berbisnis adalah pelajaran untuk semua orang agar berorientasi atas keridhoan Allah SWT dan memberikan layanan dan manfaat yang terbaik kepada konsumen.
Karena pada akhirnya keuntungan pasti akan datang. Keuntungan adalah efek samping dari tujuan dalam berbisnis bukan tujuan utama.
6. Menjual barang berkualitas
Abdurrahman bin Auf selalu memastikan semua barang yang dijualnya berrkualitas dan baik untuk dijual.
Seandainya terdapat barang cacat di penjualannya, sahabat Nabi ini akan menyampaikan secara jujur kepada konsumen apa kekurangan dari barang yang dijualnya.
Jaminan kualitas atas barang yang dijualnya dan kejujuran apabila terdapat barang yang cacat, membuat konsumen sangat percaya terhadap semua barang yang dijualnya.
Kepercayaan konsumen inilah yang membuat Abdurrahman bin Auf mudah dalam melakukan proses pengembangan bisnisnya.
Pelajaran penting dari keenam cara berbisnis dari Abdurrahman bin Auf tadi adalah modal uang bukanlah modal utama.
Tetapi, modal integritas dan personalitas lah yang lebih penting dan akan membuat seseorang lebih sukses dalam berbisnis.
Kemudian, berbisnislah dengan tujuan untuk mencari keridhoan Allah SWT dan untuk melayani masyarakat.